Review Bad Genius: Drama Petualangan Menyontek yang Menegangkan

Bad Genius (Drama Thailand), sebuah film produksi dari negeri gajah putih ini patut menjadi film rekomendasi buat pelajar ataupun orang tua bersama anaknya. Tulisan ini akan membahas sedikit review Bad Genius.

Menyontek atau cheating saat ujian memang kadang terjadi di dalam kelas. Tidak sedikit seseorang menjadi gagal untuk melanjutkan sekolah atau kuliah, bukan karena terkendala biaya. Namun kendala lainnya karena dia tidak cukup memiliki kompetensi akademik di dalamnya.

Kadang seketat apa pun ujian komptensi itu didesain, ada-ada saja cara, teknik atau trik yang digunakan peserta ujian untuk mencurangi proses seleksi ini. Artinya semakin ketat dan sulit ujian pelaksanaan ujian kompetensi, maka orang yang melakukan langkah kecurangan ini ada saja cara, ‘jalan’ yang mereka usahakan.

Review Bad Genius: Inspired by True Event

Salah satu film yang mengangkat permasalahan ‘klasik’ ujian di kelas-kelas ataupun seleksi masuk perguruan tinggi ini adalah Bad Genius.

review bad genius
Review Bad genius

Bad Genius adalah film produksi Thailand. Dikatakan bahwa pembuatan film ini terinspirasi dari kejadian nyata. Dilansir dari CNN dengan judul “Students snared in high-tech cheating scam in Thailand” menjadi inspirasi dari pembuatan film ini.

Sama seperti kejadian tertangkap basahnya 4 calon mahasiswa kedokteran Thailand, tokoh utama film Bad Genius juga berpusat pada 4 orang. Mereka adalah Lyn diperankan oleh Chutimon Chuengcharoensukying, Bank diperankan oleh Chanon Santinatornkul, Grace diperankan oleh Eisaya Hosuwan, dan Pat-pacar Grace diperankan oleh Teeradon Supapunpinyo. Film ini digarap oleh Nattawut Poonpiriya.

Film ini dikemas sangat bagus, baik dari cara pengambilan video, efek film, dan petualangan para aktor utama. Efek-efek slow motion terutama pada saat proses menyontek di dalam kelas dan pada saat seleksi bergengsi membuat penonton ikut tegang. Tidak hanya proses dan cara menyontek yang ‘canggih’, film ini juga memberikan petualangan dan dilema bagi tokoh utama.

Petualangan dan Dilema

Lyn adalah tokoh utama yang sangat jenius. Selain beprestasi sejak di kelas, dibuktikan dengan nilai mata pelajaran yang semuanya A, Lyn juga bepresetasi dalam perlombaan akademik dan olahraga.

Jika melihat presetas Lyn ini sebagai pelajar, bisa dikatakan ia telah ‘sempurna’ Akademik jago, prestasi olahraga pun tidak kalah hebat. Sebuah paduan yang jarang mampu dilakukan oleh para pelajar.

Namun semua itu, ternyata ada dilema dalam kehidupannya. Lyn dari sejak awal tidak ingin masuk sekolah bergengsi karena tidak mau membebani ekonomi ayahnya. Biaya sekolah menjadi dilema dalam dirinya, karena ayahnya hanyalah guru biasa yang gajinya kecil.

Tidak jauh beda dengan Lyn, tokoh utama lain yakni Pat juga memiliki dilema yang sama. Memiliki kemampuan akademik yang bagus dan daya ingat yang kuat, nyatanya tidak cukup untuk mengantarkannya bisa bersekolah di sekolah yang berkualitas. Alasan ekonomi yang pas-pasan juga menjadi penyebabnya.

Awal petualangan menegangjan dimulai saat Lyn berteman dengan Grace. Teman yang berdekatan urutan nama dan tempat duduk dengannya.

Meskipun Grace ini telah mengikuti kursus berbayar yang diselenggarakan gurunya. Namun karena kemampuan akademiknya yang kurang, menyebabkan ia tidak mampu menjawab soal ujian. Walaupun soal ujian yang dibagikan di kelas ternyata sama dengan apa yang diterimanya saat kursus.

Lyn yang memiliki kesetia kawanan dan rasa iba yang tinggi, membuatnya berusaha memberikan jawaban ujian. Saat awal-awal, trik memberikan contekannya masih sederhana. Hanya menuliskan jawaban di penghapus, kemudian mengirimkan jawaban tersebut dengan sepatu.

Hingga proses menegangkan dan petualangan untuk mengakali proses menyontek ini semakin sulit dan beresiko saat ia diajak bertemu dengan Pat, pacar Lyn. Pat yang merupakan anak orang kaya memberikan tawaran pada Lyn.

Tawaran itu berupa Lyn harus memberikan contekan pada Grace dan Lyn pada semua mata pelajaran tentu dengan imbalan uang yang sangat banyak. Awalnya Lyn tidak mau namun karena desakan ekonomi sehingga ia memutuskan mengambilnya.

Petualangan semakin seru saat Pat membuka semacam ‘bisnis’ kunci jawaban kepada teman-temannya. Tentu Lyn mendapat imbalan yang lebih banyak. Hingga akhirnya Bank, yang merupakan saingan Lyn harus dilibatkan dalam proses kecurangan ujian seleksi masuk pada sebuah perguruan tinggi bergengsi.

Bank tentu awalnya juga menolak. Namun karena dilema ekonomi pas-pasan yang juga menjadi dorongannya untuk terlibat.

Disinilah diperlihatkan skill tingkat tinggi proses kecurangan ujian dipertontonkan. Ujiannya bukan main-main, selain dijaga ketat, dilakukan di banyak negara, dan ujiannya marathon terdiri dari beberapa sesi sehingga memerlukan kecerdasan dan skill ‘dewa’. Betul-betul bad genius.

Akhir film memberikan suguhan yang menarik. Bisa dikatakan Lyn pada waktu itu ‘bertobat’ untuk terlibat dalam kecurangan seperti itu lagi. Sementara Bank yang memang sedari awal menjadi rival Lyn, tidak demikian. Ia tetap bersikukuh untuk melanjutkan kecurangan itu dan berusaha menyeret ketiga tokoh utama lainnya.

Rekomendasi untuk Orang Tua

Nonton Bad Genius bagi orang yang paham atau sudah menyelesaikan studi di bangku formal tentu sangat menghibur. Selain cocok untuk orang dewasa, remaja juga cocok untuk menonton film ini.

Tentu akan sangat bagus jika menjadi tontonan keluarga. Sehingga orang tua bisa memberikan pandangan yang benar soal ujian dan ketidakbolehan melakukan kecurangan dalam ujian di kelas.

Nilai-nilai kebaikan di film ini bisa menjadi contoh bagi anak-anak. Terutama bakti kepada orang tua, kerja keras untuk membantu pekerjaan, dan tidak melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan prinsip kebaikan yang dipegang teguh orang tua.